Jumat, 08 Mei 2009

MEMAHAMI ISLAM SECARA KOMPREHENSIF

Dalam realita sekarang ini masih banyak kita dapatkan anggapan bahwa agama Islam itu adalah penghambat bagi kemajuan dan pembangunan Bangsa. Sebenarnya pandangan ini berasal dari para ilmuan Barat yang ingin menjatuhkan Islam. Tapi ironisnya masih banyak juga orang-orang Islam yang mempercayainya. Menurut saya anggapan ini sangat tergesa-gesa karena mereka menganggab Islam itu hanya mengajarkan tentang ritual belaka.
Allah SWT telah menetapkan, mengajarkan dan memberi petunjuk bagi manusia, diantara petunjuk-petunjuk tersebut ialah yang berkaitan dengan aqidah, akhlak dan syari’ah. Dua poin pertama, aqidah dan akhlak ialah bersifat konstan, maksudnya keduanya tidak mengalami perubahan walaupun berbeda waktu dan tempat. Sedangkan poin yang terakhir syari’ah mengalami perubahan sesuai dengan kebutuhan dan kontek pada taraf peradaban manusia .
Oleh sebab itu, syariah Islam yang telah diturunkan kepada Nabi-Nya mempunyai keunikan tersendiri. Syari’ah itu selain bersifat komprehensif. Komprehensif maksudnya pertama, Islam itu mengajarkan aspek kehidupan yang bersifat ritual (ibadah) dan yang kedua aspek kehidupan yang bersifat social (muamalah). Ritual ialah suatu sarana untuk mendekatkan diri kepada pencipta-Nya dan untu mengharapkan pembalasan-Nya. Sedangkan muamalah ialah menjadi aturan main manusia dalam kehidupan social bermasyarakat. Dari dua macam sistimatika diatas dapat kita maknai bahwa, seandainya manusia itu shalih dan bisa membangun hubungan yang baik kepada Allah, maka secara pasti dia juga bisa membangun hubungan yang baik dengan sesama manusia. Atau sebaliknya, seandainya manusia bisa berbuat baik dengan sesama manusia maka meniscayakan bisa berbuat baik juga dengan Allah. 
Tapi dalam kenyataannya semua itu belum banyak kita temukan dan sulit untuk diwujutkan. Contohnya masih banyak kita temukan orang-orang yang rajin beribadah tapi belum bisa meninggalkan kebiasaan-kebiasaan buruknya seperti berbuat curang, suka menipu, menghina orang lain, memakan harta orang lain dan lain sebagainya termasuk para koruptor. Atau kita bisa menemukan orang Islam yang rajin Ibadah, setiap hari mereka shalat, pausa, haji, zikir, dakwah kesana-kemari sampai-sampai berpenampilan seperti orang Arab tapi ironisnya mereka sangat peka akan realita social yang terjadi di sekelilingnya seperti banyaknya penindasan, kemiskinan, kemelaratan, ketidak adilan dan lain sebagainya.
 Dari berbagai permasalahan diatas tersebutlah alasan banyaknya orang yang beranggapan bahwa Islam itu adalah penghambat dan pembangunan bangsa. Oleh sebab itu tentu sebagai orang Islam kita mempunyai kewajiban untuk menghilangkan anggapan-anggapan salah seperti itu dengan cara mengkolaborasikan antara ketaatan pribadi dengan keataatan social (hablumminalallah wa hablumminannas). Sedikit mengutip pendapat Dr. Fauzan Shalih bahwa ketaatan pribadi itu akan bisa berubah menjadi ketaatan social, bilamana disertai dengan kesadaran bahwa keberhasilan dan kemakmuran yang diperolehnya akan memberi manfaat pada upaya-upaya kesejahteraan umat secara lebih merata dan menyeluruh, tidak untuk ketaatan dan kepentingan pribadi melainkan untuk ketaatan dan kepentingan masyarakat tanpa melupakan dan berdiam diri atas realita social yang terjadi di sekelilingnya. 

1 komentar:

Unknown 20 Desember 2017 pukul 21.51  

Sertakan dengan dalilnya mas akan lebih mantap. Terima kasih.

  © Blogger templates ProBlogger Template by Ourblogtemplates.com 2008

Back to TOP